Tuesday, October 16, 2012

Bahasa Gaul...

Hello. Selamat datang wahai si pembaca sekalian. Itu sudah begitu lama sejak kami bertemu ...

Kali ini, saya akan berbicara tentang bahasa gaul. Minggu lepas di kelas, kami semua telah mempelajari banyak bahasa gaul Indonesia. Bahasa-bahasa gaul ini menarik untuk belajar, dan benar-benar sulit untuk memahaminya. Banyak kata-kata bahasa gaul  sangat singkat, atau dipinjam dari bahasa Inggris. Antara contohnya:


  1. TMM = Teman Tapi Mesra
  2. Cekidot = "Check it out"
  3. GPP = Nggak apa-apa
Saya juga belajar bagaimana ahli bahasa kurang suka akan bahasa gaul ini. Bukan itu sahaja, mereka juga mengatakan bahasa gaul bisa merusak bahasa Indonesia. Mereka ingin memaksa golongan muda untuk menggunakan bahasa Indonesia baku, dalam usaha mereka untuk menanam sifat nationalisme dan menjaga 'kesucian' bahasa Indonesia. Dalam hal ini, saya kurang bersetuju dengan pendapat mereka.

Ya, penggunaan bahasa gaul menyebabkan pelajar sekolah kurang fasih menggunakan bahasa Indonesia baku, dan penggunaan bahasa gaul kurang sesuai untuk digunakan dalam acara formal. Namun, saya tidak pikir melenyapkan bahasa gaul dari muka bumi merupakan satu solusi yang kita patut ambil. Saya kurang arif dalam ilmu bahasa, tetapi saya percaya bahasa gaul ini melambangkan identiti lokal. Pola bicara mereka dibentuk oleh pendidikan dan budaya di sekitar mereka. Maka, jikalau kita memaksa mereka menggunakan bahasa baku, ini sejalan dengan mengubah sikap orang ( satu tindakan yang amat sukar... kalian tidak percaya? Tanyalah kedua orang tua masing-masing.. haha). 

Saya tidak pikir kemunculan bahasa gaul merupakan satu bentuk 'pencemaran' bahasa. Bahasa gaul, pada pendapat saya merupakan satu evolusi yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Betul, kebanyakkan bahasa gaul hanya bersifat sementara, tetapi mungkin segelintir kata-kata bahasa gaul bertahan lama, lalu kata-kata tersebut terpancang di dalam bahasa Indonesia baku. Mungkin segelintir kata-kata dalam bahasa baku berasal dari bahasa gaul dari masyarakat jaman dahulu. Saya tidak mengatakan hal ini berlaku, ini cuma perandaian sahaja, tetapi apa yang saya pasti adalah perubahan akan berlaku juga. Bahasa Indonesia akan berubah, meskipun ada upaya konservasi.

Apakah solusi yang harus dilaksanakan? Jujur saya katakan, saya tidak tahu. Mungkin bahasa gaul hanya digunakan dalam pertuturan sahaja, manakala bahasa baku digunakan dalam dokumen atau acara formal ( bukankah ini yang sedang berlaku di Indonesia...?) Patutkah bahasa gaul dilihat sebagai satu masalah? Mungkin tidak..

Oh, pos kali ini tiada gambar...penurunan bilangan pembaca dapat dikesan..! 

1 comment:

  1. Bagi saya, jika sudah disingkat sehingga menjadi TTM (teman tapi mesra) dan GPP (nggak apa-apa) sememangnya udah tidak menjadi bahasa mas..haha..ini sememangnya merusak bahasa..juga kata cekidot yang diistilah dari bahasa Inggeris..apa tidak ada bahasa Indonesia yang bisa digunakan menggantikan itu..??seharusnya mereka tidak menjatuhkan posisi bahasa mereka sendiri lebih2 lagi di negara mereka..

    ReplyDelete